Berbicara tentang kawasan perbukitan Menoreh, siapa yang tak kenal? Sebuah kawasan perbukitan yang membentang dari sebelah utara Kabupaten Kulon Progo sebagai batas wilayah antara Kabupaten Purworejo di sebelah barat dan Kabupaten Magelang di sebelah utara. Puncak tertinggi dari kawasan perbukitan Menoreh ini dikenal dengan nama Puncak Suroloyo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Di kawasan perbukitan Menoreh ini ada salah satu gua maria yang menarik, yaitu Gua Maria Lawangsih. Perlu diketahui, Gua Maria adalah tempat yang dipusatkan untuk melakukan ziarah dan devosi kepada Bunda Maria dalam tradisi Katolik.
Untuk menuju Gua Maria Lawangsih, dari arah Jogja kita harus mengambil arah ke Kulon Progo. Jalan yang akan dilalui adalah jalan khas pegunungan yang bervariasi. Menanjak, berliku, menurun, maupun landai. Untuk menuju Gua Maria Lawangsih, kita dapat menggunakan google maps berikut.
KEHENINGAN DAN NYANYIAN ALAM
Tempat parkir Gua Maria Lawangsih cukup luas, sehingga tidak perlu takut kehabisan tempat parkir (baik motor maupun mobil). Ketika sampai di Gua Maria Lawangsih, kita akan disambut oleh sebuah gerbang unik bertuliskan "GOA MARIA LAWANGSIH" dan sebuah tangga yang pendek untuk menuju ke gua maria. Selama masa pandemi, pengunjung diwajibkan untuk mentaati dan menerapkan protokol kesehatan di Gua Maria Lawangsih demi kenyamanan bersama.
Perlu diketahui, Gua Maria Lawangsih diambil dari bahasa Jawa, "lawang" dan "asih". Lawang artinya adalah pintu dan asih artinya adalah cinta, kasih, maupun berkat. Hal tersebut bermakna bahwa Bunda Maria sebagai gerbang surga dan pintu berkat. Meskipun pada dasarnya Gua Maria Lawangsih diperuntukkan sebagai tempat berdoa dan berdevosi kepada Bunda Maria oleh orang Katolik, Gua Maria Lawangsih juga dapat berfungsi sebagai objek wisata yang diperuntukkan kepada khalayak umum tanpa ada batasan apapun. Kita hanya perlu menghargai dan mentaati aturan yang berlaku di lokasi, seperti hening (jangan berisik) di tempat berdoa. Pengunjung yang datang ke Gua Maria Lawangsih tidak perlu menyiapkan banyak uang untuk masuk ke lokasi karena pengunjung hanya perlu mengeluarkan biaya sukarelala sebagai bentuk pembangunan dan perawatan Gua Maria Lawangsih.
|
Gerbang Gua Maria Lawangsih (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi 29/10/2020) |
Meskipun telah mengalami banyak pembangunan, suasana Gua Maria Lawangsih masih terasa sangat alami. Udara pegunungan yang segar, suasana yang hening, dan kicauan-kicauan burung yang tak jarang menemani pengunjung yang sedang berdoa menunjukkan betapa terjaganya alam di Gua Maria Lawangsih meskipun telah mengalami banyak pembangunan. Suasana tersebut dapat dijadikan alternatif pengunjung yang sudah lelah dengan hiruk-pikuk kota dan membutuhkan tempat yang tenang untuk beristirahat dari lelah tersebut.
HENING YANG MELEPAS PENAT
Seperti yang dituliskan di atas, suasana yang dimiliki oleh Gua Maria Lawangsih ini menjadikannya tempat yang cocok untuk sekedar melepas penat dari hiruk-pikuk kota. Suasana tersebut juga menjadikan tempat ini cocok sebagai tempat berdoa dan berdevosi kepada Bunda Maria. Pengunjung bisa berdoa di kursi-kursi yang sedikit jauh dari gua, maupun di gua, tepat di depan patung Bunda Maria. Pengunjung juga bisa mengambil air di sebalik patung bunda maria. Pengunjung harus sedikit membungkuk agar dapat mengambil air ke dalam karena ruang yang cukup sempit.
|
Gua Maria Lawangsih (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi 29/10/2020) |
Gua Maria Lawangsih adalah salah satu Gua Maria yang menawarkan suasana nyaman yang menenangkan batin. Keheningannya dapat melepaskan penat sejenak dari aktivitas sehari-hari. Siapa pun boleh mengunjungi Gua Maria Lawangsih, tak ada batasannya. Namun, tetap perhatikan peraturan dan tata tertib yang berlaku di lokasi, serta tetap menjaga suasana doa, terutama di tempat-tempat yang dikhususkan untuk berdoa.
Sekian dari saya, menapak, melangkah, Gua Maria Lawangsih.
- Leonardo Agastya
Klaten, 9 Januari 2021
Note: Perjalanan dilakukan pada 9 Januari 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar