Gunung Sindoro via Sigedang: Unik dan Berkesan

Kawah Aktif Gunung Sindoro via Sigedang (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Berbicara tentang gunung yang berada di Jawa Tengah mungkin tak ada habisnya. Setelah tanggal 1-2 Mei 2021 kemarin saya menyambangi Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik, kini giliran saya menyambangi sebuah gunung yang sering disebut kembaran Gunung Sumbing, siapa lagi kalau bukan Gunung Sindoro?
Pada 24-25 Mei 2021, saya melakukan pendakian ke Gunung Sindoro via Sigedang. Dalam pendakian kali ini, saya ditemani oleh 3 teman yang kemarin ikut pendakian ke Gunung Andong via Gogik dan seorang teman saya yang berasal dari Klaten. Artinya, pendakian kali ini dilakukan dengan jumlah 5 orang dalam satu tim.
Perjalanan kami dilakukan menggunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor. Seperti biasa, teman-teman yang berasal dari Jogja berkumpul terlebih dahulu di SPBU Jalan Magelang pada pukul 06.30 WIB. Tak beristirahat terlalu lama, kami segera menuju SPBU Tempel untuk bertemu dengan teman yang berangkat dari Klaten. Sekitar pukul 06.45 WIB, kami sampai di SPBU Tempel dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Basecamp Gunung Sindoro via Sigedang. Sekitar pukul 09.10 WIB kami sampai di Basecamp Gunung Sindoro via Sigedang. Ketika itu, tanpa kami duga cuaca cukup mendung. 
        Sesampainya di basecamp, kami memesan makan dan minum terlebih dahulu. Teruntuk teman-teman yang ingin mendaki Gunung Sindoro via Sigedang, jangan lupa untuk memesan teh panas asli Tambi di sana. Setelah puas mengenyangkan diri, kami segera melakukan cek sampah dengan didampingi seorang petugas basecamp. Peraturan yang ada di Gunung Sindoro via Sigedang ini kurang lebih sama dengan peraturan di Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik. Kami diwajibkan untuk packing ulang untuk didata perlengkapan pendakian serta logistik yang dibawa. Setelah selesai mengurus data perlengkapan dan logistik, kami lanjut untuk mengurus persewaan tenda. Setelah itu, kami meluangkan waktu untuk tidur sejenak. Setelah itu, kami melanjutkan registrasi dan melakukan briefing singkat dengan salah satu petugas basecamp. Untuk rincian biayanya adalah sebagai berikut.

1. Tiket pendakian termasuk asuransi: Rp 15.000,00/orang
2. Fasilitas basecamp selama masa pandemi Covid-19: Rp 10.000,00/orang
3. Parkir motor : Rp 10.000,00/motor

Peta, Peraturan, dan Tiket Pendakian Gunung Sindoro via Sigedang (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Setelah semuanya selesai, kami memulai perjalanan. Menuju Pos 2, kami memutuskan untuk menggunakan jasa ojek pick-up seharga Rp 150.000,00 sekali jalan. Kami mulai berjalan dari Pos 2 menuju Camp Area yang letaknya berada di atas Pos 3. Butuh waktu sekitar 90 hingga 150 menit untuk menuju Camp Area dari Pos 2 tergantung kekuatan fisik masing-masing. Jalur yang akan dilewati cukup menanjak, namun masih nyaman. Terdapat beberapa pohon tumbang juga di sepanjang jalur. Di tengah perjalanan menuju Camp Area, kami disambut oleh hujan yang cukup deras. Untung saja, sesampainya di Camp Area, hujan mulai reda dan berganti gerimis. Kami segera mendirikan tenda dan memasang bivak menggunakan ponco untuk memasak di luar. Kami pun segera beristirahat sembari menikmati logistik yang sudah dibawa.
Pada pukul 03.00 WIB, kami bangun untuk memasak. Sekitar pukul 05.00 WIB, kami melakukan perjalanan menuju Puncak Gunung Sindoro via Sigedang. Perjalanan ke puncak diperkirakan membutuhkan waktu 3-4 jam. Untuk menuju Puncak Gunung Sindoro via Sigedang, kami harus melewati jalur yang terus menanjak dengan bonus yang minim. Dapat dibilang, 95% jalur dari Camp Area menuju puncak menanjak. Pertama, kita harus menempuh perjalanan menuju Pos 4 (Ladang Batu 1) yang menghabiskan waktu sekitar 90 menit. Dari Pos 4, nampak Watu Congor Petruk yang berupa tebing besar dengan sangat jelas. Setelah Pos 4, ada Ladang Batu 2 yang masih harus kami capai dengan jalur yang semakin terjal. Butuh waktu sekitar 75 menit untuk mencapai Ladang Batu 2. Sesampainya di Ladang Batu 2, kami masih harus melanjutkan perjalanan ke Sabana dengan jalur yang semakin menanjak. Namun, untuk menuju Sabana hanya membutuhkan waktu yang singkat sekitar 20-30 menit. Dari Sabana menuju Puncak Gunung Sindoro via Sigedang sudah sangat dekat, bahkan mulai tercium aroma belerang dari kawah Gunung Sindoro yang masih aktif. Dari Sabana, kami harus berjalan sekitar 5-10 menit untuk sampai di sebuah Tugu yang ditutupi kain putih sebagai penanda. Dari Tugu tersebut, kita cukup berjalan tak sampai 5 menit untuk mencapai Puncak Gunung Sindoro via Sigedang dengan pemandangan Kawah dan Gunung Sumbing di belakangnya.
Puncak Gunung Sindoro via Sigedang (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Tak berlama-lama di puncak, kami segera turun kembali menuju Camp Area. Dibandingkan pada saat naik, perjalanan turun lebih mengerikan karena sangat curam. Tak hanya sekali kami terpeleset kerikil. Oleh karena itu, bagi yang ingin mendaki Gunung Sindoro via Sigedang, direkomandisikan untuk memakai perlengkapan pendaki yang lengkap agar tetap aman. Setelah berjam-jam turun ke Camp Area, kami sampai di Camp Area dan segera memasak. Setelah selesai makan, kami segera turun. Perjalanan turun ke basecamp dari Camp Area tak seseram perjalanan turun dari Puncak ke Camp Area. Jalurnya lebih nyaman dan tidak terlalu curam. Sesampainya di Patok Wesi yang merupakan batas hutan dan kebun teh, kami menghubungi pihak basecamp untuk mengirim ojek pick-up ke Pos 2, karena beberapa dari kami mulai drop. Sekitar pukul 04.45 WIB, kami sampai di basecamp. Kami segera memesan makan dan minum, setelah itu melakukan cek sampah. Cek sampah dilakukan di belakang basecamp dengan tempat khusus. Setelah menyelesaikan urusan dengan pihak basecamp, kami segera bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing di Yogyakarta dan Klaten. Sekitar pukul 18.30 WIB, kami memulai perjalanan pulang ditemani kabut yang tebal dan gelapnya. Sialnya, ada beberapa masalah pada motor yang kami gunakan. Ada yang rem belakangnya hampir blong, ada yang kampas remnya bermasalah, juga ada yang mesin kendaraannya belum panas. Syukurlah, semua kendala dapat teratasi dan motor matic yang saya dan teman saya tumpangi tidak mengalami kendala. Sekitar pukul 22.00 WIB, saya sampai di rumah saya yang berada di Kota Yogyakarta setelah mengantar teman saya yang rumahnya berada di Jalan Palagan, Sleman.
Sunset di Camp Area Gunung Sindoro via Sigedang (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Dalam pendakian Gunung Sindoro via Sigedang kali ini, kami belajar perihal SIKAP dan KEWAJIBAN dalam melakukan segala tindakan kami yang pasti ada konsekuensinya. Disinilah sikap LEADERSHIP harus dimiliki masing-masing pribadi. Pendakian Gunung Sindoro via Sigedang ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan jalur-jalur lainnya. Oleh karena itu, saya berharap jalur Sigedang ini semakin berkembang dan lebih banyak peminat.

Sekian dari saya, menapak, melangkah, Gunung Sindoro via Sigedang.

- Leonardo Agastya
Yogyakarta, 4 Juni 2021

For more information:
Follow me on Instagram: @menapak.melangkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar