Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik: Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Ketinggian 3000 MDPL

Kawah Gunung Sumbing dari Puncak Sejati (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Gunung Sumbing, sebuah gunung tinggi kedua di Jawa Tengah dengan ketinggian 3371 MDPL. Gunung Sumbing memiliki banyak jalur pendakian, beberapa diantaranya adalah melalui Garung, Kaliangkrik (Butuh, Mangli, dan Adipuro), Banaran, dan masih banyak lagi.
Pada awal bulan Mei, tepatnya pada tanggal 1-2 Mei 2021, saya diberi kesempatan untuk menjajal pendakian Gunung Sumbing via Dusun Butuh, Kaliangkrik, Magelang atau yang biasa dikenal dengan Nepal van Java. Sebuah kesempatan yang tidak ingin saya lewatkan karena ini adalah pertama kalinya saya mendaki gunung dengan ketinggian di atas 3000 MDPL. Saya melakukan pendakian dengan tim yang berjumlah 4 orang, termasuk saya. Jumlah yang bagi saya standar (tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit).
Perjalanan kami mulai dari Kota Yogyakarta. Seperti perjalanan ke Andong via Gogik sebelumnya, kami berkumpul di SPBU Jalan Magelang. Bedanya, kali ini kami di antar menggunakan mobil, tidak mengendarai motor sendiri. Kami pun berangkat dari SPBU Jalan Magelang sekitar pukul 06.00 WIB. Sesampainya di Pasar Beseran, kami berganti kendaraan menggunakan taksi online (taksol) karena mobil kami kurang fit untuk menghadapi jalanan di Kaliangkrik. Setelah menunggu sekitar 30 menit, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Dusun Butuh (Nepal Van Java). Kami sampai di parkiran Nepal Van Java sekitar pukul 08.00 WIB. Dari parkiran, kami harus berjalan kaki menuju basecamp, kurang lebih hanya 500 m dengan kondisi jalan yang menanjak. Alternatif lain selain berjalan adalah naik ojek dengan biaya Rp 10.000,00.
Kami sampai di Basecamp Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik sekitar pukul 08.15 WIB. Sesampainya disana, kami beristirahat sejenak dan makan terlebih dahulu. Sebagai tambahan informasi, tempat istirahat dengan kantin yang menyediakan makanan berbeda, namun bersebelahan letaknya. Setelah puas beristirahat dan menyantap makanan, kami melakukan registrasi dan pendataan perlengkapan dan logistik. Sebagai informasi tambahan lagi, Basecamp Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik mewajibkan para pengunjung yang ingin mendaki untuk fokus pada KESELAMATAN dan tidak lupa untuk MEMBAWA TURUN SAMPAH YANG DIBAWA NAIK. Maka dari itu, upaya yang dilakukan pengelola Basecamp Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik adalah dengan melakukan pendataan perlengkapan pendakian dan daftar logistik.
Surat Pernyataan Pendakian dan Peta (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Untuk biaya registrasi pendakian Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik semasa Pandemi Covid-19 adalah Rp 25.000,00 per orang yang sudah meliputi seluruh fasilitas basecamp maupun asuransi keselamatan. Untuk biaya parkir, kami tidak sempat menanyakan karena tidak menggunakan kendaraan pribadi. Lalu, Basecamp Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik ini menyediakan ojek gunung (jek-jek nung) yang akan mengantarkan pendaki menuju Pos Ojek (sebelum Pos 1) dengan biaya Rp 20.000,00. Kami pun tak mau melewatkan kesempatan untuk menjajal sensasi jek-jek nung ini.
Dengan menggunakan jasa ojek gunung, pendaki bisa menghemat waktu hingga 60 menit. Karena dari Pos Ojek menuju Pos 1 hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit hingga 30 menit. Di Pos 1 terdapat sebuah warung kecil yang letaknya dibelakang shelter/gubuk Pos 1. Tak lama beristirahat, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 2 dengan kondisi trek yang menanjak. Sesampainya di batas hutan yang tak jauh dari Pos 1, jalan makadam berganti menjadi tanah. Untuk menuju Pos 2, kurang lebih membutuhkan waktu 90 menit hingga 120 menit dengan jarak yang tidak terlalu jauh, namun trek menanjak. Sesampainya di Pos 2, kami kembali beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan. Jalur dari Pos 2 menuju Pos 3 Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik adalah jalur yang paling istimewa karena jalurnya yang sangat landai dan menyajikan pemandangan yang memukau karena memutari punggungan, meskipun jaraknya paling jauh diantara jarak per pos lainnya. Waktu yang diperlukan untuk mencapai Pos 3 sekitar 60 menit hingga 90 menit.
Perlu diperhatikan, hati-hati ketika melewati anak sungai karena batuannya cukup licin! Sesampainya di Pos 3, kami disajikan pemandangan Puncak Gunung Sumbing yang nampak gagah di belakang. Kami beristirahat sejenak sambil menyantap makan siang yang telah disiapkan. Pos 3 adalah camp area yang dapat menampung cukup banyak tenda. Pos 3 merupakan area yang aman karena terletak sedikit ke bawah, sehingga lebih aman dari serangan badai yang kadang terjadi. Namun, perjalanan menuju Puncak Sejati Gunung Sumbing dari Pos 3 masih sangat jauh. Membutuhkan waktu sekitar 3-5 jam. Oleh karena itu, apabila masih memiliki kekuatan fisik yang memungkinkan dan cuaca yang nampak mendukung, lebih baik melanjutkan ke Pos 4. Pos 4 dapat ditempuh dalam waktu 90 menit hingga 150 menit dengan kondisi jalan yang menanjak. Sesampainya di Pos 4, kami segera mendirikan tenda. Di Pos 4, sangat banyak ruang untuk mendirikan tenda, namun dengan kondisi tanah yang sedikit miring dan rawan terkena badai. Namun, perjalanan ke Puncak apabila ditempuh dari Pos 4 hanya membutuhkan waktu sekitar 120 menit dengan jalur yang  sangat menanjak. Dari 4 orang dalam satu tim saya, hanya 2 orang yang memutuskan untuk menyambangi Puncak Sejati Gunung Sumbing, yaitu saya dan salah satu teman saya. Kedua teman saya yang lain beristirahat di Pos 4 sembari memulihkan kekuatan fisik.
Menuju Puncak Sejati Gunung Sumbing, kami melakukan kesalahan yang sangat fatal. Kami hanya membawa setengah botol air ukuran 1,5 L dan satu botol air ukuran 600 ml yang digunakan dalam kondisi darurat. Menjadi catatan penting bagi teman-teman yang ingin melakukan pendakian, baik itu ketika summit attack maupun perjalanan ke camp area, SIAPKAN LOGISTIK KHUSUSNYA AIR MINUM YANG CUKUP! Hal ini dilakukan agar tidak terjadi dehidrasi. Hal ini juga menjadi evaluasi penting bagi kami. Akhirnya, dalam waktu kurang lebih 120 menit, kami sampai di Puncak Sejati Gunung Sumbing. Hanya sekitar 30 menit berada di Puncak Sejati Gunung Sumbing, kami segera kembali turun ke Pos 4 untuk bersiap-siap kembali ke basecamp.
Puncak Sejati Gunung Sumbing (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Sekitar pukul 12.00 WIB, kami turun menuju basecamp. Ketika turun menuju basecamp, ada kejadian unik di jalur Pos 2 menuju Pos 1 yang tidak pernah saya lupakan karena hanya saya sendiri yang mengalami. Mungkin kejadian itu bisa saya ceritakan di lain kesempatan.
Ketika turun, sesampainya di Pos Ojek. Kami ditawari untuk naik ojek menuju basecamp dengan biaya Rp 20.000,00. Salah satu teman kami memutuskan untuk naik ojek karena kaki bagian bawahnya luka dan terasa sakit. Sisanya, kami bertiga, memutuskan untuk jalan kaki menuju basecamp. Rasanya cukup melelahkan berjalan menuruni jalur makadam, meskipun sudah disediakan tangga disampingnya. Butuh waktu sekitar 60 menit hingga 90 menit dari Pos 1 menuju basecamp dengan berjalan kaki.
Sesampainya di basecamp, kami tak beristirahat terlalu lama karena sudah terlalu petang. Kami segera melakukan cek sampah dan menyelesaikan laporan turun. Setelah itu, kami turun dari basecamp menuju parkiran Nepal van Java untuk menunggu taksi online (taksol) yang sebelumnya sudah bersepakat untuk mengantar pulang ke Yogyakarta. Sekitar pukul 18.30 WIB dengan kondisi cuaca hujan cukup lebat, kami memulai perjalanan menuju Yogyakarta dan sampai di rumah masing-masing dengan selamat.
Basecamp Symphony Sumbing, Butuh, Kaliangkrik (menapakmelangkah.blogspot.com/Leonardo Agastya)

Pendakian Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik ini sangat menarik bagi saya karena saya dapat belajar perihal KESIAPAN FISIK DAN MENTAL, TATA KRAMA, MANAJEMEN TIM, LEADERSHIP, serta KEARIFAN LOKAL.

Sekian dari saya, menapak, melangkah, Gunung Sumbing via Butuh, Kaliangkrik.

- Leonardo Agastya
Yogyakarta, 29 Mei 2021

For more information:
Follow me on Instagram: @menapak.melangkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar